Tuesday, September 3, 2013

Ini Era-nya Marketpreneur: Marketer Entrepreneur

Tantangan terbesar para Pemimpin Pemasaran saat ini adalah gagalnya strategi  pemasaran yang mereka jalankan mengikuti semakin kompleks dan liarnya perilaku belanja   konsumen dan perubahan landscape persaingan yang cepat dan tak terduga-duga.

Perkembangan Teknologi digital dan on line telah banyak mengubah gaya hidup dan perilaku dan cara konsumen membeli produk sekaligus menambah rumit pola permintaan yang pada gilirannya menambah sulit perusahaan membuat strategi pemasaraan yang mampu membuat produk selalu tetap relevan dengan pola tersebut.  Nilai-nilai konsumen bergerak dengan sangat cepat.  Telah terjadi banyak perubahan pola dan tempat titik-titik singgung yang menghubungkan konsumen dan produk.  Secara bersamaan, kesemua factor tersebut semakin menambah gamang  para Pemimpin Pemasaran dan tentu saja membuat kursi mereka semakin panas.
Berbagai strategi pemasaran yang telah dijalankan  selama satu decade ini mungkin saja   telah mampu mengatasi satu dari berbagai tantangan ini, namun tetap saja menyisakan berbagai tanda-tanya besar akan kisah-kisah kegagalannya.  Sebut saja Nokia, Blackberry, dan kini Microsoft mulai kehilangan ‘’comfort zone’’ mereka.  Para Pemimpin Pemasaran pun mulai dirundung kekhawatiran akan ‘value proposition’ produk-produk mereka yang dipastikan akan jauh lebih cepat usang dari yang mereka perkirakan sebelumnya akibat kegagalan strategi pemasaran yang mereka jalankan.
Kekhawatiran yang lebih besar dari para Pemimpin Pemasaran  adalah bahwa mereka masih belum bisa memahami bagaimana membuat produk-produk mereka relevan dengan lingkungan seperti ini.   Mereka mulai sadar bahwa ‘rule of the game’nya sudah berubah.   Bahkan mereka sampai pada kekhawatiran bahwa segala sesuatu yang mereka ketahui tentang marketing dan branding kini nyaris tidak relevan lagi dan mereka sadar  harus belajar kembali tentang semuanya dengan cara-cara yang baru.
Jadi apa yang sesungguhnya  dibutuhkan oleh para Pimpinan Pemasaran  saat ini?   Apa yang mereka pikirkan tentang strategi pemasaran baru sekaligus SDM baru untuk tim pemasaran mereka  mulai saat ini ke depan? 
Nampaknya saat ini mereka sedang lebih membutuhkan kecepatan, fleksibilitas, ketanggapan dan kecepatan belajar, yang semuanya terfokus pada  konsumen.  Mereka  memerlukan kelincahan pemasaran (marketing agility) dalam arti luas.
Isue SDM nampaknya akan menjadi masalah yang paling sentral terkait kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas.  Talenta SDM menjadi issue paling relevan untuk dipikir ulang dari sebuah DNA pemasaran.
Dan memang, hasil survey dengan lebih dari dua puluh Pimpinan Pemasaran sejak awal tahun 2012, masalah talenta terus menerus mengemuka.  Para Pemimpin Pemasaran sedang mempertanyakan banyak persoalan: SDM seperti apa yang harus direkrut dalam pemasaran? Bagaimana men’training’ mereka agar terus mampu mengikuti berbagai perubahan di pasar?  Bagaimana model yang paling tepat menggabungkan  SDM genaralis dan spesialis?  Dan, ini baru merupakan puncak dari gunung es.
Ketika menggali kebutuhan para Pemimpin Pemasaran tentang apa yang mereka inginkan dari profil pemasar masa kini, ternyaata mereka menginginkan para pemasar yang bisa melakukan tindakan dan tidak hanya terjebak  dalam perencanaan strategi yang utopis dan tiada ujung.  Mereka menginginkan staff yang dapat melakukan terobosan dan inovasi.  Mereka sedang mencari proses siklus kerja  yang cepat, dengan pola kegagalan dan keberhasilan yang cepat dan penyesuaian yang cepat.  Mereka menginginkan para pemasar yang dapat membangun kemitraan  dengan para pemain kunci di berbagai divisi yang berbeda dan dengan para mitra eksternal.  Mereka menginginkan para komunikator.  Mereka menginginkan para pemasar yang sangat terobsesi memberikan solusi terhadap permasalahan konsumen, dan keberanian untuk mendobrak aturan-aturan kaku untuk merealisasikannya.
Dengan melihat semua uraian tipe SDM pemasaran yang mereka inginkan, sesungguhnya yang sedang mereka cari mengarah kepada sosok seorang “marketing entrepreneurs.”
Dan dalam konteks itu para Pemimpin Pemasaran yang cerdas menyadari bahwa mereka harus mencari talenta baru yang berbeda.  Mereka tahu mereka perlu meng-upgrade dan menjalankan program pelatihan dan pengembangan untuk menjaga agar para talenta pemasaran mampu menyesuaikan dengan perubahan teknologi dan pasar.
Membangun sebuah fungsi pemasaran yang lincah bisa dilakukan dengan baik melalui penempatan talenta yang tepat.  Juga terkait dengan berbagai aspek yang lebih sistemik dari sebuah system pemasaran dan bisnis.  Jika kita tidak mengubah insentif, budaya pengambilan keputusan atau toleransi organisasi terhadap resiko, bisa jadi dengan merekrut para entrepreneurial marketer akan membuat banyak perbedaan.

Ini seperti membawa seekor singa liar dari hutan, lalu menempatkannya di kebun binatang dan berharap singa tersebut berburu seperti di habitat yang sebenarnya di hutan.  Sesuatu yang mustahil terjadi.  Seekor singa akan kehilangan ‘naluri ke-singa-anya’ ketika dikeluarkan dari lingkungan alaminya.  Dan yang sering terjadi, perusahaan-perusahaan  cenderung untuk tidak menyesuaikan kondisi lingkungannya dengan para singa, atau para entrepreneur marketer.

Kini anda boleh bertanya pada diri sendiri: Seberapa siap tim pemasaran anda dengan perubahaan DNA pemasaran ke depan?

No comments:

Post a Comment